Jumat, 13 Januari 2012

Tugas Take Home 3

Vivie Elvira Sunaryo
1002652
Kajian Prosa Fiksi Indonesia
Mengkaji Cerpen Pendekatan Struktural Todorov dan Pendekatan Psikologi Sastra
“Titik Hati karya Sinta Yudisia”

PENDEKATAN STRUKTURAL TODOROV
            Pendekatan Struktural Todorov memiliki tiga aspek, yaitu Aspek Sintaksis, Aspek Semantik, dan Aspek Verbal atau Pragmatik. Aspek Sintaksis meneliti urutan peristiwa secara kronologis dan logis, khusus dalam alur, Aspek Semantik meneliti tokoh dan latar, dan Aspek Verbal meneliti gaya penceritaannya.
A.    Sintaksis
a.      Alur (fungsi utama)
F1 = Sekelompok laki-laki (preman) yang takut dengan nyonya Maali
F2  = Secara fisik nyonya Maali tidak pantas ditakuti
F3 =Apa saja yang menjanjikan kecantikan akan dilakukan oleh nyonya Maali
F4 = Uang dan kekuasaan merupakan makanan utama, yang disikatnya setiap hari
F5 =  Tidak perlu ada yang dikhawatirkan nyonya Maali karena uangnya tetap mengeram aman berada di bank-bank Eropa
F6 = Nyonya Maali kebingungan karena harus segera mengangkat pangeran pengganti untuk kekuasaan keuangannya
F7 = Ambisi nyonya Maali ingin menjadikan anaknya Dirham menjadi pengusaha atau minimal jabatan walikota
F8 = Dirham yang tidak lolos fit and proper tes, kondisi psikisnya mengalami kesenjangan
F9 = Nyonya Maali yang menyarankan untuk membeli hasil tes kepada tim suksesnya
F10 = Tim sukses yang mendatangi psikologi untuk meminta Dirham di tes ulang
F11 = Hasil tes ke dua yang di serahkan kepada tim sukses
F12 = Tim sukses yang bersih keras memaksa membayar demi mendapatkan hasil tes yang baik
F13 = Tim sukses membawa Dirham ke klinik terapis yang disarankan psikologi
F14 = Asisten yang lebih banyak berbicara sedangkan sang terapis hanya tersenyum
F15 = Nyonya Maali menginginkan hasilnya tidak sama dengan biro psikologi
F16 = Dirham diperiksa oleh Pa Yayi dan di temani oleh santri-santrinya
F17 = Pa Yayi berkerut ketika mengetahui hasilnya
F18 = Pa Yayi memberikan pertanyaan kepada Dirham
F19 = Wajah nyonya Maalin memerah saga, dan bersumpah serapah untuk mencari biro yang lain



b.      Analisis Fungsi Utama


            F7
ß F2 ß F3 ß F1 ß F4 ß F5 ß F6 ßF8
           
            F9 à F10 à F11 à F12 à F13 à F14 à F15

   F16 à F17 àF18 àF19

c.       Analisis Pengaluran (Sekuen)

S1 = Sekalipun preman akan mengkerut bila berhadapan deng nyonya Maali. Dia memiliki kritik yang tajam, suaranya pedih, dan tuduhannya merajam. Jika sedang riang gembira seakan-akan seperti ATM berjalan.
S2 =  Secara fisik nyonya Maali tidak pantas untuk ditakuti. Memiliki tubuh langsing dan rutin memanjakan diri di spa-spa mahal.
S3 = Uang dan kekuasaan merupa makanan utama. Menurut nyonya Maali jangan mau hidup tak punya kekuasaan amit-amit jika tidak memiliki uang. Kekayaan nyonya Maali sudah turun temurun dan uangnya tetap mengeram aman di bank-bank Eropa.
S4 = Nyonya Maali meradang, seharusnya dia segera mengangkat pangeran pengganti. Anak Nyonya Maali yang bernama Dirham akan dia jadikan pengusaha atau minimal menjadi Walikota.
S5 = Nyonya Maali mendanai tim sukses, tim sukses Dirham memberi kabar kepada Nyonya Maali bahwa Dirham tidak lolos tes fit and proper tes karena kondisi fisiknya mengalami kesenjangan. Nyonya Maali memberi saran untuk membeli saja hasil tes itu. Dan tim sukses pun kebingungan dengan saran Nyonya Maali.
S6 = Dan tim sukses mendatangi biro psikologi untuk meminta Dirham di test ulang dengan memberikan bayaran lebih. Tim sukses menunggu hasilnya denga cemas, nyonya Maali uring-uringan sedangkan Diram santai saja.
S7 = Psikologi memberikan hasilnya, dan ternyata hasilnya tetap mengecewakan bahwa Dirham tidak memiliki daya dobrak, ketahanan kerja dan lain-lain. Tim suksespun menanyakan harus bayar berapa agar Dirham memiliki hasil tes yang baik.
S8 = Psikologi itu memberi saran untuk Dirham di masukan ke terapi saja. Tim sukses itu membayangkan wajah nyonya Maali  yang ibarat suhu turun gunung.
S9 = Tim sukses mengunjungi klinik terapis, tidak seperti seseram yang dibayangkan tempat terapinya dikelilingi pepohonan rindang, di dominasi lahan luas dan sebuah tempat peribadatan diujung.
S10 = Nyonya Maali hanya menginginkan Dirham keluar dengan kepribadian yang lebih baik, tidak seperti hasil di biro psikologi sebelumnya. Dirham tetap patuh kepada nyonya Maali, walau hatinya menggerutu.
S11 =  Pa Yayi menemukan mesin baru yang sudah diuji cobakan dan menunjukan hasil yang menggembirakan. Juga seperti mesin fotokopi, klien dibaringkan, disinar lalu keluar lembar foto negatif yang menunjukan penyakit.
S12 =  Mulailah Dirham diperiksa, asisten menyambungkan kabel, memutar kenop, memasang layar komputer, dan mengerjakan langkah-langkah sementara di damping oleh Pa Yayi. Nyonya Maali menunggu dengan gelisah. Tidak sampai dua jam hasil sudah diketahui dan pak Yayi berkerut.
S13 = Nyonya Maali langsung menannyakan hasilnya, dan pak Yayi memberikan beberapa pertanyaan. Nyonya Maali pun mengatakan menagapa seperti di intograsi. Kami hanya menginginkan Dirham lolos test. Lalu pak Yayi menyodorkan sebuah negatif film.
S14 = Pak Yayi menjelaskan tentang negatif film tersebut. Bahwa Dirham tidak memiliki noktah disini. Dirham akan lolos sleksi jika mempunyai struktur kepribadian yang kuat.
S15 = Nyonya Maali memerah saga, dia bersumpah serapah untuk mencari biro yang lain. Dirham bertanya kepada pak Yayi, apa yang tidak dia miliki. Dan pak Yayi menjawab kau tidak memiliki titik hati. Memang saya tidak memiliki Tuhan (Dirham).

d.      Analisis Pengaluran

Sekalipun preman diapun akan mengkerut jika berhadapan dengan perempuan semacam nyonya Maali. Karena dia memiliki kritikan yang tajam, suara pedih, dan juga tuduhanya yang tajam. Tetapi barang siapa yang bergantung dengan nyonya Maali dia akan merasa nyaman karena uang nyonya Maali mampu untuk tetap hidup, jadi tidak ada orang yang berani memusuhi nyonya Maali. Siapapun itu akan berusaha membuat nyonya Maali senang. Karena dia akan bagaikan ATM berjalan.
Untuk secara fisik nyonya Maali tidak perlu ditakuti. Nyonya Maali yang memiliki tubuh langsing , dan dia selalu merawat tubuhnya dengan memanjakan diri di spa-spa mahal. Seperti proses kecantikan yang lain seperti sedot lemak, suntik pemutih, tarik wajah. Maka dari itu tidak heran kalau nyonya Maali masih terlihat seperti remaja, karna kulitnya saja masih sangat halus.
Bagi nyonya Maali uang dan kekuasaan merupakan hal utama hingga kudapan yang disikat setiap hari. Bagi orang yang bertemu nyonya Maali pasti dia akan diberitahu bahwa jangan mau hidup tanpa kekuasaan, amit-amit lagi tidak memiliki uang. Kekayaan nyonya Maali sudah turun temurun dari leluhur nenek moyang. Tidak ada yang perlu di khawatirkan oleh nyonya Maali, meski perbankan Indonesia sedang gonjang-ganjipun uang akan mengeram aman di bank Eropa.
Nyonya Maali meradang ketika dia baru menyadari bahwa harus segera mengangkat pangeran pengganti untuk dinasti keuangannya. Ia hanya punya sepasang anak laki-laki kembar, Dinar dan Dirham. Ambisi nyonya Maali tidak pernah main-main dia menginginkan penerusnya nanti itu menjadi seorang pengusaha atau minimal menjabat walikota, jika Dinar tidak mungkin karena kiprah dia di bidang modeling. Satu-satunya harapan yaitu Dirham dia memiliki ijasah S1 dan S2 walaupun itu di dapat secara instan, tetapi Dirham memiliki karisma, itu menurut nyonya Maali.
Ada masalah ketika Dirham mengajukan diri sebagai calon walikota, yaitu dia tidak lulus tes psikologis. Tim sukses Dirham yang didanai sepenuhya oleh nyonya Maali mengabari hal itu. Dirham tidak lolos fit and proper tes, yaitu kondisi psikisnya mengalami kesenjuangan. Memang secara kasat mata Dirham adalah lelaki muda masa kini. Memiliki tampang rupawan, juga pemilik saham besar dan pengusaha real estate hingga menguasai pabrik. Tapi sayang dia tidak memiliki kemampuan dalam hasil tes itu.
Nyonya Maali tidak bisa menerima hasilnya, dia malah menyuruh tim suksesnya untuk membeli hasil tes. Tetapi tim suksesnya sama sekali belum terpikir untuk hal ini, bahkan pusing walau matanya menyala berkilat melihat janji nyonya Maali. Pada akhirnya tim sukses kembali ke psikologi untuk meminta Dirham di tes ulang, bahwa mungkin saja terjadi kesalahan. Bukankah stress dan lelah bisa memunculkan kesalah dalam hasil tes ?
Sekelompok tester itu dengan senang hati melayani dan menerima uang lebih yang diberikan tim sukses, bukan melanggar hukum. Tapi ini hanya sekedar pengetesan ulang saja. Tim skses menunggu cemas, dan nyonya Maali uring-uringan menunggu hasilnya. Sedangkan Dirham tidak peduli dengan hasilnya toh yang menginginkan ini semua hanya nyonya Maali, Dirham hanya menurut saja asalkan uang di tabungannya tidak berkurang.
Adanya gangguan emosional , pribadi yang tidak terbaca, tidak konsisten, sang psikolog itu menyodorkan hasil tesnya. Yaitu tidak mempunyai ketahanan kerja, tidak punya daya dobrak, tidak punya konsentrasi yang baik. Setelah mengetahui hasilnya tim sukses itu menggebrak meja dan berkata “berapa kami harus membayar?”. Tetapi psikolog itu menolak dan malah memberikan saran kalau Dirham coba saja diterapi dulu. Tim sukses itu membayangkan wajah nyonya Maali. Waktu pedaftaran calon walikota telah  diambang penutupan.
Tim sukses menuju klinik terapis yang disarankan, sekilas dia beranggapan bahwa Dirham akan seperti berada dalam jeruji. Tetapi sebaliknya tempatnya dikelilingi pohon, didominasi lahan luas dan sebuah tempat peribadatan di ujung. Nyonya Maali pun menyetujui jika Dirham di terapi di tempat ini . Nyonya Maali menginginkan Dirham keluar dengan kepribadian yang lebih baik, tidak dengan hasil yang diungkapkan biro psikologi yang sebelumnya. Pa Yayi menemukan mesin baru yang sudah diuji cobakan dan berpuluh bahkan ratus menunjukan hasil yang menggembirakan. Juga seperti mesin fotokopi, klien dibaringkan, disinar lalu keluar lembar foto negatif yang menunjukan penyakit.
Mulailah Dirham diperiksa, tidak sampai dua jam hasilnya sudah dapat diketahui. Dan pak Yayi pun berkerut. Nyonya Maali langsung menanyakan hasilnya “kepada pak Yayi ?”. Tetapi pak Yayi malah memberikan pertanyaan seperti
“kapan terakhir anda solat ? “
“masih ingat surat Al-Fatihah ? “,
“Syahadat ?”
Nyonya Maali langsung berakata “ mengapa ini seperti di intograsi ? “
Saya hanya menginginkan anak saya lolos sleksi, dia tidak punya masalah, dia hanya butuh lolos sleksi.
            Lalu pak Yayi menyodorkan negatif film kepada nyonya Maali  pak Yayi menjelaskan tentang negatif film tersebut. Bahwa Dirham tidak memiliki noktah disini. Dirham akan lolos sleksi jika mempunyai struktur kepribadian yang kuat. Nyonya Maali memerah saga, dia bersumpah serapah untuk mencari biro yang lain. Sebelum meninggalkan tempat itu Dirham bertanya kepada pak Yayi, apa yang tidak dia miliki. Dan pak Yayi menjawab kau tidak memiliki titik hati. Memang saya tidak memiliki Tuhan (Dirham).

e.       Bagian Alur Cerpen Titik Hati





 S1   S2   S3   S4  S5  S6  S7  S8  S9   S10  S11   S12   S13  S14  S15      

B.     Smantik

a.       Tokoh dan Perwatakan
1.      Nyonya Maali
Dalam arti kata nyonya itu adalah panggilan untuk wanita yg sudah bersuami, perempuan yg berlagak seperti orang kaya. Dia adalah wanita yang senang mempercantik dirinya agar terlihat awet muda. Nyonya Maali juga adalah seorang ibu dari kedua anak lelaki kembarnya itu. Seorang ibu adalah wanita yang telah mengahsilkan seorang anak atau juga sudah bersuami.
Dia memiliki sifat sombong dan terkesan angkuh, dimana dia selalu menyombongkan harta kekayaan yang dia miliki dan selalu menganggap harta adalah segalanya seperti dalam kutipan ini :

Setiap yang bertemu dirinya akan mendapatkan suntikan serupa : jangan mau hidup jika tak punya kekuasaan, amit-amit lagi kalau tak punya uang!

Dia juga seorang wanita yang di segani oleh orang-orang dan cukup ditakuti, ini semua terlihat karena nyonya Maali yang memiliki kekayaan berlimpah.  Bukti :

Sekelompok lelaki, preman sekalipun, mengkerut bila berhadapan dengan perempuan macam nyonya Maali. Kritiknya tajam, suaranya pedih, tuduhannya merajam. Lebih dari itu, uangnya mampu mengaliri nadi untuk tetap hidup. Setiap yang bergantung di ketiaknya merasakan nyaman bersarang di gundukan uang, enggan untuk bersikap memusuhi.

Nyonya Maali juga termasuk kedalam orang yang tidak puas dengan apa yang telah dia miliki seperti fisik atau kecantikan. Dia selalu merawat tubuhnya dengan perawatan-perawatan mahal sehingga menghasilkan kecantikan yang cukup sempurna. Kutipan :
Tubuhnya langsing, citarasa perempuan kosmopolitan yang meski telah berusia senja tetap rutin memanjakan diri di spa-spa mahal. Apa saja yang menjanjikan jaminan kecantikan, dilakukan nyonya Maali. Sedot lemat, suntik pemutih, tarik-wajah, sistem platelet; ia sangat memusuhi waktu yang menggerogoti usia. Tak heran, usianya yang setara dengan tukang rombeng keliling bertubuh tambur dan ubanan, nyonya Maali tetap berkulit halus bak gadis remaja.
Nyonya Maali memiliki sifat yang keras kepala dan selalu memaksakan keinginan dia tanpa memikirkan sebab dan akibatnya. Nyonya Maali memaksakan keinginannya untuk menjadikan anaknya memiliki jabatan walikota tanpa memikirkan kemampuan anaknya dan kesanggupan anaknya sendiri. Terlebih lagi ketika anaknya dinyatakan tidak lolos tes sleksi nyonya Maali tetap memaksakan dan merencanakan segala cara apapun itu yang penting anaknya lulus tes. Kutipan:
Dirham lah yang memungkinkan, sekalipun ijazah S1 dan S2 nya didapat secara instan, ia sosok lelaki muda yang menawan dan punya kharisma. Setidaknya, itu pendapat nyonya Maali.
Tim sukses Dirham yang didanai sepenuhnya nyonya Maali, mengabarkan berita tak enak. Dirham tak lolos fit and proper tes, kondisi psikisnya mengalami kesenjangan.
”Beli saja hasil tesnya!” raung nyonya Maali.
Dari kutipan itu memang jelas sekali nyonya Maali tidak bisa menerima kalau anaknya tidak lulus tes tetapi dia tetap memaksakan dengan member saran yang tidak seharusnya dilakukan.
Tim sukses menunggu cemas, nyonya Maali uring-uringan, Dirham tak ambil pusing. Menjadi walikota ambisi sang ibu, bukan ambisinya. Ia tak ambil peduli selama angka nol di tabungan tidak berkurang digitnya. Bukan hanya tim sukses yang pusing, para psikolog muda beserta tester pening berputar-putar.
Disini Dirham sama sekali tidak peduli dengan hasil yang ada, karena memang untuk mengikuti tes ini bukan keinginan Dirham tapi lebih kepada keinginan ibunya yaitu nyonya Maali.
Sikap keras kepala nyonya Maali terbukti dalam kutipan ini :
”Kenapa harus diinterogasi? Saya ingin Dirham bisa lolos fit and proper tes, ia harus lolos tes psikologi dan anda dirujuk oleh para psikolog bodoh itu mampu menyembuhkan kecemasan, kekhawatiran, kegilaan! Anak saya tidak punya masalah! Dia hanya butuh lolos seleksi!”
Wajah nyonya Maali memerah saga. Dirham hanya tersenyum dikulum. Menjadi walikota bukan impiannya, lebih baik memutar uang di tempat lain. Prestise toh tidak didapat hanya dengan menjadi kepala daerah. Nyonya Maali menyeret langkah. Bersumpah serapah untuk mencari biro dan terapis lain yang lebih unggul.
2.      Tim Sukses
Pengertian “tim sukses” adalah tim yang berusaha menyukseskan si calon. Dia adalah orang yang dipilih untuk menjadi tim sukses Dirham oleh nyonya Maali. Tim sukses ini memang tergiur dengan bayaran dan janji-janji nyonya Maali apabila Dirham lulus dan memiliki jabatan walikota. Tapi disini dia juga punya watak yang tidak mudah terpengaruh dengan pendapat licik nyonya Maali, dimana pada saat nyonya Maali menyuruh untuk membeli hasil tes kesehatan dia tidak gegabah untuk melakukan itu karena memang dia merasa hal ini sulit untuk dilakukan. Lalu dia juga memiliki sifat kurang tegas terhadap keputusan psikologi atas tes Dirham jadi dia lebih kepada takut terhadap nyonya Maali apabila memberi kabar buruk tentang hal ini. Tetapi pada saat tes kedua diulang dan hasilnya sama tidak menunjukan hal baik, tim sukses ini pun  dengan lantangnya menanyakan berapa harga untuk membayar hasil tes yang lebih baik. Disini keterpengaruhan ide licik nyonya Maali pun terlontarkan.
Kutipan :

Tim sukses Dirham yang didanai sepenuhnya nyonya Maali, mengabarkan berita tak enak. Dirham tak lolos fit and proper tes, kondisi psikisnya mengalami kesenjangan. Secara kasat mata Dirham adalah lelaki muda masa kini. Rupawan, orator ulung, pemilik saham besar, pengusaha real estate hingga pabrik kelereng plastik, menguasai bisnis dari hulu hingga ke hilir. Insting bisnisnya serupa dengan nyonya Maali. Sayang, dalam battery test, ia banyak menunjukkan ketidak mampuan.
”Beli saja hasil tesnya!” raung nyonya Maali.
”Be...li?” ketua tim sukses tergagap. Menyogok polisi dan jaksa sudah biasa, memanipulasi tender adalah keahlian kroni nyonya Maali. Membeli alat tes dan hasilnya? Belum terpikirkan. Merekayasa uang dan kekuasaan sudah menjadi hal yang mudah.
Merekayasa ketahanan jiwa manusia? Tim sukses pusing juga meski, mata menyala berkilat melihat janji nyonya Maali.
”Berapa kami harus membayar?” tim sukses menggebrak.
Psikolog tergeragap, menyatakan bahwa administrasi telah diselesaikan di depan.
”Bukan! Bagaimana kami harus membeli hasil agar pak Dirham mampu menampilkan citra yang baik?”
Berkeringat, ketua tim yang masih terlihat muda dan penuh idealisme memberanikan diri berbicara.
”Kami tak bisa seperti itu pak...”
”Sebutkan saja harganya!”
3.      Dirham
Dirham adalah anak dari nyonya Maali. Dirham ini memiliki watak yaitu tidak punya pendirian, dia mengikuti saja apa kemauaan ibunya padahal dia sendiri tidak setuju dengan keputusan ibunya.
Kutipan :

Tim sukses menunggu cemas, nyonya Maali uring-uringan, Dirham tak ambil pusing. Menjadi walikota ambisi sang ibu, bukan ambisinya. Ia tak ambil peduli selama angka nol di tabungan tidak berkurang digitnya.
Dirham mendampingi nyonya Maali, menurut meski menggerutu. Ia harus taat jika ingin tetap dimasukkan ke dalam daftar ahli waris. 

b.      Alur
-          Latar Tempat
Latar tempat ialah tempat atau daerah terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Sangat mungkin latar tempat sebuah karya fiksi terdapat di dalam ruangan dan tidak menutup kemungkinan latar tempat terjadi di ruang lingkungan. Di jalanan atau di sebuah kota misalnya.
Kutipan :
Ia menuju klinik terapis yang disarankan. Sekilas terpikir Dirham akan masuk ruang berjeruji, mirip sel pesakitan. Sebaliknya, klinik yang disarankan jauh dari kesam seram. Dikelilingi pepohonan rindang, didominasi lahan luas dan sebuah tempat peribadatan di ujung.

Nyonya Maali berdiam diri di ruang tunggu dengan gelisah, berkipas-kipas meski angin berhembus bebas melewati jendela-jendela lebar yang dinaungi rimbun pohon mangga. Tidak ada AC, gerutunya. Bagaimana mungkin klinik seperti ini tidak memiliki fasilitas memadai?

-          Latar Alat
Latar alat ialah benda-benda yang digunakan tokoh dalam sebuah cerita dan berhubungan dengan suatu lingkungan kehidupan tertentu. Misalnya laptop, pena, buku catatan, KTM merupakan alat-alat yang khas dimiliki mahasiswa.
Kutipan :
Asisten menyambung kabel, memutar kenop, memasang layar komputer, mengerjakan langkah demi langkah sementara pak Yayi mendampingi.

C.    Pragmatik
a.       Modus
Dalam cerpen ini sebagian besar ceritanya berbentuk narasi tetapi ada juga yang berbentuk dialog ketika ada percakapan dengan orang lain. Untuk keterpahaman pembaca memang lebih jelas seperti ini karena cerita di narasikan dengan detail. Walau memang ada juga dialognya ini pun menambah keterpahaman pembaca dalam memahami isi dari cerepen ini. Tetapi jika sebuah cerpen hanya berisikan dialog saja maka keterpahaman pembaca akan sulit. Karena dialog tidak menceritakan secara keseluruhan hanya inti-inti yang dibicarakan saja.

b.      Kala
Dalam cerpen ini cerita atau peristiwa-peristiwa yang terjadi adalah melibatkan kepada kepribadian seseorang. Dimana di sini lebih memfokuskan kepada orang yang memiliki keinginan kuat tanpa memperdulikan orang lain yang dia libatkan. Keadaan seseorang yang memiliki sikap sombong dan angkuh. Dan orang yang tidak memiliki titik hati di dalam dirinya dengan mudahnya dia hanya tersenyum.

c.        Sudut Pandang
Sesuai dengan yang di ceritakan dalam cerpen ini adalah, pengarang ingin mengajak kita untuk mengetahui suatu kondisi hati seseorang yang memiliki sifat kurang baik dalam dirinya.

PENDAHULUAN

             Menurut Syamsu dan Juntika (2007:1-2) kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan (hasil praktik penanganan kasus) para ahli. Objek kajian kepribadian adalah “human behavior”, perilaku manusia, yang pembahasannya terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimana perilaku tersebut. Teori kepribadian diartikan sebagai (a) Sekumpulan atau seperangkat asumsi (dugaan, perkiraan, atau anggapan) yang relevan, dan secara sistematis saling berkaitan : (b) hipotesis atau spekulasi tentang kenyataan (realitas) yang belum diketahui kebenarannya secara pasti, sebelum diverifikasi melalui pengujian dan kenyataan, dan (c) sekumpulan asumsi tentang keterkaitan antara peristiwa-peristiwa empiris (fenomena). 
            Masih menurut Syamsu dan Juntika (2007:2) teori berfungsi sebagai mengarahkan perhatian, atau arahan penelitian, dalam arti membantu penentu fakta-fakta mana yang relevan bagi satu penelitian lalu merangkum pengetahuan dalam bentuk generalisasi, atau prinsip-prinsip sehingga dapat memfasilitasi (mempermudah) pemahaman tentang fenomena yang kompleks dan memprediksi atau meramalkan fakta, peristiwa yang akan datang dengan mempelajari kondisi atau fenomena yang berkaitan. 
            Membahas kepribadian  bukanlah sesuatu yang mudah, terutama karena konsep kepribadian telah diartikan bermacam-macam. Di dalam psikologi, ada yang dibahas dalam teori kepribadian sangat bervariasi dan tergantung dari aliran yang dianut oleh si penulis. J. Feist dan G.J Feist (1998) mendefinisikan kepribadian seseorang dinilai dari keefektifan yang memungkinkan seseorang sanggup memperoleh reaksi positif dari berbagai orang dalam berbagai macam-macam keadaan. Menimbulkan kesan yang menonjol dan yang terbaik pada orang lain merupakan kesanggupan sosial, ketangkasan, dan kecekatan seseorang. Lebih jelas Ghufron dan Rini (2010:130).
            Begitu pula dengan Agus dkk (2009:3) menyatakan bahwa Sejak dulu memang sudah disepakati bahwa pribadi tiap orang itu tumbuh atas dua kekuatan, yaitu kekuatan dari dalam, yang sudah dibawa sejak lahir, berwujud benih, bibit, atau sering juga disebut kemampuan- kemampuan dasar.
            Seseorang dapat dikatakan sangat optimis atau sangat pengecut. Ketika orang menilai atau melihat, maka ia memilih suatu sifat atau kualitas yang khas. Pemilihan ini berbeda dengan yang lainnya bagi subjek dan merupakan bagian penting dari kesan yang ditimbulkan pada orang lain. Dinyatakan kembali Ghufron dan Rini (2010:130) bahwa batasan lain tentang kepribadian adalah kepribadian berasal dari kata “persona” yang berarti topeng. dengan demikian, arti asli dari kepribadian adalah wajah palsu atau topeng dalam sandiwara yang dapat dikatakan sebagai front, wajah bagus tetapi mengandung penipuan. Kemudian, person berarti pemain sandiwara. Individu  dengan kualitas tertentu dan berbeda. Oleh sebab itu dapat dirumuskan personalitas berarti watak seseorang yang sebenarnya dan bukan wajah yang palsu.
Sejak tahun 1897 di Leipzig, Wilhem Wundt untuk pertama kalinya mengajukan gagasan untuk ilmu faal. Ia mendirikan laboratorium sendiri dikota itu dengan khusus menyelidiki gejala-gejala psikologi. Karena objek material dari psikologi dalam definisi diatas adalah tingkah laku manusia unsur yang teramat penting dari ilmu ini adalah manusia itu sendiri. Usaha untuk mendefinisikan manusia mungkin sudah bisa dilakukan ketika orang bisa berpikir.
Sebagai mahkluk berakal sehat, manusia selalu ingin menggunakan akal sehatnya, tetapi ia selalu tidak bisa melakukannya. Sebagian mahkluk berakal sehat, manusia cenderung untuk selalu mencoba mengerti lingkungannya. Menurut S. Kaplan dan R. Kaplan , kecenderungan untuk selalu mengerti lingkungan ini adalah salah satu ciri manusia sebagai mahkluk berakal sehat. Sarwono (1944:6)
 Asumsi dasarnya adalah setiap tingkah laku merupakan perwujudan atau pencerminan dari keadaan kepribadian seseorang, sedangkan keadaan kepribadian itu dipengaruhi oleh riwayah hidup masa lalunya. Menurut Sarwono (1944:8) seorang yang agresif, misalnya, mungkin mempunyai riwayat hidup yang tidak menyenangkan semasa kecilnya atau seorang yang mempunyai hasrat berprestasi tinggi mungkin biasa mendapatkan penghargaan atas segala prestasi dari orang tuanya dari sejak ia duduk di sekolah dasar, walaupun prestasi itu hanya prestasi yang kecil saja.
            Di samping itu, Koeswara (1986:10) kepribadian juga sering diartikan atau dihubungkan dengan ciri-ciri tertentu yang menonjol pada diri individu. Contohnya kepada seseorang yang pemalu dikenaka atribut “berkepribadian pemalu”, kepada seseorang yang supel dikenakan atribut “berkepribadian supel”, dan kepada orang yang suka bertindak keras dikenakan atribut “berkepribadian keras”.
Dari penjelasan-penjelasan tentang kepribadian dan apa itu manusia kita bisa menelaahnya atau mengetahui kepribadian seseorang itu bermacam-macam tidak mungkin semua orang sama. Salah satunya bisa mengkaji sebuah naskah drama yang nantinya kita bisa menemukan karakter dan kepribadian dari tokoh dalam naskah. Drama adalah manusia yang berdialog atau bereaksi di depan mata kita. Adanya dialog yang terdapat dalam drama itu, yang mana kita bisa melihat atau menentukan karakter sifat atau perwatakan dari masing-masing tokoh. Seperti ada tokoh antagonis kita bisa melihatnya dari cara dia berbicara dengan nada menyentak atau di jelaskan dengan mata melotot, ada juga tokoh yang melankolis tergambar dari tuturan perkataanya.
Ada dua jenis (genre) karya sastra Indonesia, yaitu puisi dan prosa. Pada awalnya, puisi disebut sebagai karangan terikat karena harus memenuhi aturan yang menyangkut jumlah kata, larik, dan bait, serta pola bait; sebaliknya prosa disebut karangan bebas karena tidak terikat oleh aturan itu.
Ada dua jenis (genre) karya sastra Indonesia, yaitu puisi dan prosa. Pada awalnya, puisi disebut sebagai karangan terikat karena harus memenuhi aturan yang menyangkut jumlah kata, larik, dan bait, serta pola bait; sebaliknya prosa disebut karangan bebas karena tidak terikat oleh aturan itu.
Dalam cerpen karya Sinta Yudisia yang berjudul Titik Hati ini dikaji dengan menggunakan kajian Psikologi. Dengan mengkaji salah satu tokohnya yaitu Nyonya Maali. Tokoh ini cukup menarik untuk dikaji secara psikologinya , karena tokoh ini berperan penting dalam jalannya cerita ini. Dia memiliki kepribadian-kepribadian yang sangat menonjol dari tokoh-tokoh yang lain .

TEORI KAJIAN PSIKOLOGI

Pada dasarnya banyak teori telah dikembangkan dalam mengenal kepribadian. Dari sekian banyak teori yang telah banyak memberi konstribusi dalam pengembangan ilmu psikologi, terdapat teori yang Ghufron dan Rini (2010:133) mengemukakan adanya lima bentuk tipe kepribadian yang dikembangkan oleh McCrae dan Costa yang dikenal dengan big five personality dalam Timothy (2000).
1.      Neuroticism
Disebut dengan istilah negative emotionality. Tipe kepribadian ini bersifat kontradiktif dari hal yang menyangkut kestabilan emosi dan identik dengan segala bentuk emosi yang negatif, seperti munculnya perasaan cemas, sedih, tegang dan gugup (Timothy, 2000). McCrae dan Costa (2001) menggolongkan tipe ini pada dua karakteristik. Individu dengan tingkat neuritis tinggi disebut kelompok reactive (N+) dan bagian kelompok yang neuritis rendah disebut kelompok resilient (N-).
Menurut Ghufron dan Rini (2010:134 ) pada individu yang resilient, mereka memiliki kekhawatiran yang rendah dan ditunjukan pada sikapnya yang cenderung tenang dalam menyikapi segala sesuatu yang bersifat mengkhawatirkan baginya. Mereka tidak mudah marah, maupun menangani stressor yang ia hadapi dan optimis. Terkesan lebih percaya diri serta mampu mengendalikan dorongan terhadap suatu keinginan yang mereka miliki.
Pada orang reactive akan menunjukan sikap yang terlalu khawatir dan sulit sekali baginya bersikap tenang terutama ketika dihadapkan suatu stimulus yang dipandang sangat mengkhawatirkan. Individu reactive akan menunjukan sikap dan prilaku yang mudah marah, mudah putus asa, dan pemalu. Bila terluka perasaanya, individu reactive akan tampak sulit menyesuaikan diri terhadap keadaaan yang membuatnya luka.

2.      Extrovert
Pada pribadi extrovert akan ditunjukan melalui sikapnya yang hangat, ramah, penuh kasih sayang, serta selalu menunjukan keakraban terutama pada orang yang ia kenal. Mereka kerap memiliki keterkaitan yang tinggi dalam bergaul dan untuk bergabung dalam kelompok-kelompok sosial. Mereka selalu menunjukan sikap yang aktif terhadap perubahan keadaan dan selalu membutuhkan suasana yang mampu membuatnya gembira sehingga sikapnya cenderung periang terutrama dalam mengapresiasikan emosi mereka.
Tipe teori kepribadian introvert ditunjukan melalui rendahnya kemampuan individu dalam menjalani hubungan dengan lingkungan sosial mereka. Hal ini dapat dilihat melalui batasnya hubungan mereka dengan lingkungan disekitarnya. Sikap dan prilaku mereka cenderung formal, pendiam, dan tidak ramah. Dalam mengapresiasikan emosi pada kondisi yang bahagiapun ia akan tampak tenang dan menunjukan ekspresi yang datar dan tidak berlebihan. Mereka jarang menunjukan keterkaitan pada aktivitas-aktivitas yang melibatkan kelompok dalam lingkungan sosial. Orang introvert memiliki sikap cenderung menyerah pada keadaan dan tinggal dalam mengikuti perkembangan keadaan. Introvert selalu dipengaruhi dunia subjektif, yaitu dunia dalam dirinya sendiri. Orientasi utama lebih tertuju kedalam, yakni pada pikiran, perasaan, dan tindakan-tindakan yang terutama ditentuka oleh faktor-faktor subjektif. Ghufron dan Rini (2010:135-136)
3.      Agreebleness
Tipe kepribadian ini menurut Timothy (2000), mengidentifikasinya dengan perilaku  prososial yang mana termasuk di dalamnya adalah perilaku yang selalu berorientasi pada altruism, rendah hati, dan kesabaran. Di golongkan menjadi dua yaitu adapter dan challenger.
Pada individu adapter akan selalu memandang individu lain sebagai orang yang jujur dan memiliki iktikad baik terhadapnya. Mereka selalu berterus terang terhadap lingkungan sekitarnya dan selalu berusaha mendahulukan kepentingan orang lain diatas kepentingan diri sendiri. Pada pribadi ini cenderung memiliki kemauaan yang besar dalam memberikan pertolongan pada orang lain dan tulus dalam melakukannya.
Ghufron dan Rini (2010:137-138) Sebaliknya, pada tipe challenger ia akan selalu memandang orang lain dengan perasaan ragu-ragu, curiga, dan cenderung sinis. Rendahnya sikap altruisme yang ia miliki menyebabkan mereka enggan melakukan sesuatu untuk orang lain dan memandangnya sebagai hal yang berbelit-belit. Sikapnya selalu hati-hati dalam memandang orang lain dan cenderung berlebihan dalam memahami kebenaran. Mereka cenderung tinggi hati dan merasa memiliki banyak kelebihan dibandingkan orang lain. Individu challenger memiliki sifat keras kepala dan lebih rasional dalam segala tindakannya.

4.      Conscientinousness
Ghufron dan Rini (2010:138-139) tipe kepribadian ini untuk mengidentifikasikan sejauh mana individu memiliki sikap yang berhati-hati dalam mencapai suatu tujuan tertentu yang termanifestasikan dalam sikap dan prilaku mereka.
Fleksibel person ditunjukan melalui sikap individu yang selalu merasa tidak siap dalam segala hal. Dalam merespon perintah, fleksibel person akan cenderung menjalankan segala perintah yang ia terima secara tidak teratur, tidak terorganisasi dengan baik, dan tanpa metode yang jelas. Semua ini dapat diketahui melalui sikap dan perilakunya yang cenderung sembarangan dalam menjalankan kewajiban. Mereka memiliki kebiasaan untuk menunda-nunda pekerjaan serta sering menunjukan kekacauan atau kebingungan dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya.
Sebalikanya, pada focused person cenderung menampakan sikap merasa mampu dalam melakukan segala sesuatu secara efektif. Mereka cenderung lebih rapih dan teratur sebagai bentuk perilaku yang selalu terorganisasi dengan baik. Focused person lebih berhati-hati dalam menyelesaikan segala kewajiban yang dibebankan kepadanya dan dapat dipercaya serta dapat terkendali dalam menjalankan kewajiban guna mencapai kesuksesan yang diharapkan. Mereka lebih banyak memfokuskan segala tindakannya pada penyelesaian tugas secara keseluruhan. Ketika melakukan pertimbangan mereka selalu berpikir lebih mendalam dan hati-hati sebelum mengambil suatu keputusan. Tipe kepribadian ini lebih kerap diaplikasikan pada individu dalam lingkungan sosialnya terutama menyangkut pada performansi mereka dalam dunia kerja yang menyangkut sejauh mana suatu individu itu memiliki kebutuhan berprestasi, beranggung jawab, dan memiliki kesungguhan hati serta kerja keras dalam mengekspresikan sikap diri dalam suatu organisasi.

5.      Openness Experience
McCrae dan Costa (2000) menjelaskan bahwa individu preserver akan cenderung lebih berfokus pada hal-hal yang sedang terjadi saat ini saja (here ana now). Mereka tidak memiliki keterkaitan pada hal-hal yang menyengkut seni sebagai bentuk nilai estetika. Preserver lebih sering mengabaikan hal-hal yang menyangkut perasaan yang tindakannya lebih tertarik pada hal yang telah dikenalnya secara akrab saja. Mereka memiliki keterbatasan ide dibandingkan explorer dan bersifat kaku dalam memandang nilai-nila kehidupan.
Ghufron dan Rini (2010:13140) explorer akan menunjukan sikap yang imajinatif dan suka beangan-angan. Mereka lebih banyak melibatkan perasaan dan emosi yang mendalam, dalam menilai segala hal dan memiliki keterkaitan pada hal yang bersifat beragam dan condong untuk selalu mencoba hal yang dianggap baru. Ide yang mereka miliki lebih luas serta tidak jarang mengacu pada orang lain yang dianggapnya lebih pandai. Pada umumnya, individu eksplorer memiliki kemauan yang tinggi untuk menciptakan minat yang lebih luas terhadap segala aspek kehidupaan.

PEMBAHASAN

1.      Nyonya Maali adalah orang yang memiliki kecemasan dan kekhawatiran yang tinggi. Dia memang tidak perlu cemas akan harta yang telah dia miliki sebab hartanya tidak akan habis sampai berapa keturunanpun dan hartanya banyak tersimpan di bank-bank. Hanya saja dia terlihat khawatir dan kecemasan yang berlebih pada saat anaknya Dirham akan mengikuti tes pemilihn walikota. Nyonya Maali sangat khawati karena berulang kali Dirham ikut tes psikologi hasilnya tidak baik. Pada orang reactive akan menunjukan sikap yang terlalu khawatir dan sulit sekali baginya bersikap tenang terutama ketika dihadapkan suatu stimulus yang dipandang sangat mengkhawatirkan. Individu reactive akan menunjukan sikap dan prilaku yang mudah marah, mudah putus asa, dan pemalu. Bila terluka perasaanya, individu reactive akan tampak sulit menyesuaikan diri terhadap keadaaan yang membuatnya luka.
Bukti :
Tim sukses menunggu cemas, nyonya Maali uring-uringan, Dirham tak ambil pusing. Menjadi walikota ambisi sang ibu, bukan ambisinya. Ia tak ambil peduli selama angka nol di tabungan tidak berkurang digitnya. Bukan hanya tim sukses yang pusing, para psikolog muda beserta tester pening berputar-putar.
”Kenapa harus diinterogasi? Saya ingin Dirham bisa lolos fit and proper tes, ia harus lolos tes psikologi dan anda dirujuk oleh para psikolog bodoh itu mampu menyembuhkan kecemasan, kekhawatiran, kegilaan! Anak saya tidak punya masalah! Dia hanya butuh lolos seleksi!”
2.      Tipe teori kepribadian introvert ditunjukan melalui rendahnya kemampuan individu dalam menjalani hubungan dengan lingkungan sosial mereka. Hal ini dapat dilihat melalui batasnya hubungan mereka dengan lingkungan disekitarnya. Sikap dan prilaku mereka cenderung formal, pendiam, dan tidak ramah. Nyonya Maali bisa dibilang orang yang disegani oleh orang banyak. Karena dia tekenal dengan kata-katanya yang pedas, keras dan kritik yang tajam. Dari sini sifat tidak ramahnya dengan lingkungan sekitar terlihat jelas.
Bukti :
Sekelompok lelaki, preman sekalipun, mengkerut bila berhadapan dengan perempuan macam nyonya Maali. Kritiknya tajam, suaranya pedih, tuduhannya merajam. Lebih dari itu, uangnya mampu mengaliri nadi untuk tetap hidup. Setiap yang bergantung di ketiaknya merasakan nyaman bersarang di gundukan uang, enggan untuk bersikap memusuhi.
3.      Individu challenger memiliki sifat keras kepala dan lebih rasional dalam segala tindakannya. Mereka cenderung tinggi hati dan merasa memiliki banyak kelebihan dibandingkan orang lain. Dalam kategori ini nyonya Maali memiliki watak yang benar-benar keras kepala yaitu pada saat Dirham berulang kali dinyatakan tidak lulus tes psikologi dia masih terus memaksakan keinginannya sampai memiliki ide curang. Dan nyonya Maali juga orang yang merasa dirinya memiliki kelebihan mulai dari harta dan kecantikan tubuhnya darisini muncul sifat sombong.
Bukti :
Tim sukses Dirham yang didanai sepenuhnya nyonya Maali, mengabarkan berita tak enak. Dirham tak lolos fit and proper tes, kondisi psikisnya mengalami kesenjangan.
”Beli saja hasil tesnya!” raung nyonya Maali.
Wajah nyonya Maali memerah saga. Dirham hanya tersenyum dikulum. Menjadi walikota bukan impiannya, lebih baik memutar uang di tempat lain. Prestise toh tidak didapat hanya dengan menjadi kepala daerah. Nyonya Maali menyeret langkah. Bersumpah serapah untuk mencari biro dan terapis lain yang lebih unggul.
4.      Semestinya seorang Ibu yang baik tidaklah harus mengikuti kemauaan sendiri. Semestinya seorang Ibu harus lah meminta pendapat juga kepada anak apa yang dia inginkan. Nyonya Maali memang orang yang egois. Ini lah  yang masuk kedalam kategiri fleksibel person yang ditunjukan melalui sikap individu yang selalu merasa tidak siap dalam segala hal. Dalam merespon perintah, fleksibel person akan cenderung menjalankan segala perintah yang ia terima secara tidak teratur, tidak terorganisasi dengan baik, dan tanpa metode yang jelas. Semua ini dapat diketahui melalui sikap dan perilakunya yang cenderung sembarangan dalam menjalankan kewajiban.
5.      Mereka tidak memiliki keterkaitan pada hal-hal yang menyengkut seni sebagai bentuk nilai estetika. Preserver lebih sering mengabaikan hal-hal yang menyangkut perasaan yang tindakannya lebih tertarik pada hal yang telah dikenalnya secara akrab saja. Mereka memiliki keterbatasan ide dibandingkan explorer. Kategori Preserver disini terjadi ketika nyonya Maali lenih memilih hal yang dia rasakan saja tanpa memperdulikan perasaan orang lain, dan dia juga lebih berpihak hanya pad aide dia saja yang lebih dominan adalah ide untuk tetap mencalonkan Dirham utntuk memiliki jabatad walikota.


DAFTAR PUSTAKA

Koswara, E. 1986. Teori-teori Kepribadian. Bandung : PT ERESCO
Ghufron, Nur. Risnawati, Rini.2010. Teori- teori Psikologi. Jogjakarta AR-RUZZ MEDIA
Sujanto, Agus, DKK. 2009. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Bumi Aksara
Nurlhsan, Juntika. A. 2007. Teori Kepribadian. Bandung : SPS UPI dan PT Remaja Rosdakarya
Sarwono Wirawan Sarlito. 1944. Psikologi Lingkungan.







 

Blog Template by BloggerCandy.com